Senang Berkarya Dalam Kristus


web widgets

Senin, 02 Februari 2015

Bersikap Kritis Dalam Gereja

1.      Tantangan Internal 

A.    Marturia (Bersaksi)
    Bersaksi bukan harus berkotbah, menceritakan isi firman Tuhan dan sebagainya. Bersaksi itu menceritakan pengetahuan dan pengalaman kita tentang kristus.  Bersaksi dapat dilakukan melalui perbuatan maupun perkataan agar orang bisa  bertobat melalu kesaksian kita namun itu bukan karena usaha kita melainkan karena roh kudus yang bekerja melalui kita. Kita hanya digunakan sebagai alat Tuhan orang percaya bertanggungjawab untuk menyaksikan kebaikan dan kebenaran Tuhan. Juga merupakan salah satu dari three panggilan gereja (Bersekutu, Bersaksi dan melayani) yang mengajarkan kita untuk bisa jadi saksi kristus atas segala keajaiban dan mujizat-mujizatnya.
Kita harus bersaksi agar mereka yang sebagai domba yang terhilang dihadapan Allah (Mereka yang belum percaya) dapat kembali kehadapan Allah (Menjadi Percaya). Di dalam gereja saya hal ini terlaksana tapi tidak sepenuhnya, ada sebagian jemaat yang bersaksi dengan mengikuti penginjilan-penginjilan yang di laksanaan di daerah-daerah terpencil dimana masyarakat disana sebagian besar belum memiliki agama sedangkan yang lain merasa enggan untuk bersaksi karena mereka merasa  untuk melalukan itu.
           
B.     Koinonia (Persekutuan)
       Gereja merupakan kumpulan anggota gereja yang menyadari bahwa mereka memiliki sesuatu yang lazim diantara mereka yakni hidup bersekutu dan mempelajari Firman Tuhan. Dalam persekutuan kita harus menerapkan rasa saling mengasihi, saling membantu menanggung beban, saling mengampuni, saling mengakui dosa, saling mendoakan dan saling menghiburkan. Hal ini penting karena dalam persekutuan inilah tempat kita untuk berbagi dan saling menguatkan satu sama lain.
Melalui persekutuan inilah kita bisa sharing dan berbagi pengalaman rohani dengan anggota persekuan yang lain. Di dalam gereja saya hal ini terjadi jika ada anggota jemaat yang sakit atau mengalami duka cita maka jemaat dimana ia menjadi anggota akan mendoakan atau menghiburkan anggota jemaat tersebut.
C.     Sombong
        Sombong adalah fikiran atau perbuatan yang tidak menyadari dan tidak mengakui bahwa semua orang yang ada padanya (Baik jasmani dan rohani) itu berasal dari Tuhan, ini melawan Allah dan menyakiti hati orang disekitarnya Kesombangan merupakan sikap yang muncul karena orang tersebut merasa lebih dari orang yang ada disekitarnya dan orang ini  juga cenderung tidak tahu bersyukur dengan apa yang diberikan Tuhan Kepadanya. Didalam Gereja saya hal ini tidak terjadi karena pada umumnya warga jemaat selalu menyadari bahwa kita boleh ada hanya karena kemurahan Tuhan.
D.    Mengasihi
       Tuhan menciptakan manusia untuk saling mengasihi. Kita diajar bagaimana cara mengasihi Tuhan dan sesama kita. Sebagaimana dikatakan melalui hukum taurat “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” itulah hukum yang pertama dan yang utama serta hukum yang kedua yang sama dengan itu ialah : “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hokum taurat dan kitab para nabi. Hidup tanpa kasih, mengasihi dan dikasihi adalah  hidup yang hampa. Namun secara alami kita cenderung suka membalas dendam, karena itu jika ada suka membalas dendam yang pasti akan menyakiti hati orang lain. Mengasihi dapat pula diwujudkan melalui membantu dan menolong sesama anggota jemaat. Didalam gereja saya hal ini terwujud dimana saat ada jemaat yang sedang sakit jemaat yang lain mengunjungi serta mendoakan jemaat tersebut dan jika ada pekerjaan jemaat yang berat maka akan dilakukan gotong royong dimana jemaat lain akan membantu jemaat tersebut.
E.     Pengajaran
       Sudah saatnya gereja Tuhan harus bangkit serta sadar bahwa pengajaran Firman Tuhan harus menjadi kebutuhan yang utama karena gereja Tuhan tidak akan disucikan apalagi disempurnakan hanya dengan pujian dan penyembahan saja, tetapi hanya dengan kuasa Firman Tuhan. Ini bukan berarti pujian dan penyembahan ditiadakan, tetapi pujian dan penyembahan yang benar dan yang dikehendaki Tuhan serta kita diajak untuk melayani sesama dan memberitakan injil. Didalam gereja saya hal ini diwujudkan saat adanya hut organisasi intra gerejawi sering mengadakan pengijilan kepelosok daerah  dan dalam ibadah pun kita diberi tugas untuk melayani.
   2.      Tantangan Eksternal
a.     Aliran Sesat
     Berbagai macam bentuk aliran sesat yang hadir dan mencoba 
mempengaruhi kehidupan gereja. Ajaran sesat sudah ada sejak abad 
permulaan, hingga sekaarng ajaran tersebut tetap eksis namun dengan 
tampilan luar yang sama sekali baru. Ajarsn sesat menghadirkan 
kebenaran baru atau wahyu baru, yang mengganti kebenaran, menghadirkan 
penafsiran baru, menghasilkan sumber otoritas tertulis baru selain alkitab, 
menghadirkan pengakuan baru, membuat kepalsuan-kepalsuan dan tidak 
tahan lama. Oleh karena itu kita harus bersikap kritis dengan fenomena ini kita 
tidak boleh menerimanya saja tetapi kita harus membandingkannya dengan
apa yang tertulis dalam kitab suci.
b.      Pola Hidup serba cepat
       Manusia cenderung memperoleh segala sesuatu secara cepat dan mudah (instant) Manusia tidak lagi berfikir bagaimana caranya, tetapi bagaimana mendapatkan sesuatu dengan cepat tanpa mengikuti prosedur yang seharusnya. Mentalitas semacam ini, baik disadari maupun tidak, telah merasuk kedalam kehidupan gereja. Sebagai proses kehidupan yang serba cepat dan mudah misalnya saja mengenai kesembuhan, rezeki dan pemahaman iman.
c.       Materialisme
        Pola hidup ini menciptakan mentalitas yang mengagung-agungkan materi atau benda. Segala sesuatu diukur atas dasar materi. Hal ini juga sering terjadi dalam gereja. Misalnya segala sesuatu di fokuskan pada pembangunan gereja secara fisik saja.
Dari penjelasan diatas saya mendapatkan hasil yaitu dalam kehidupan beriman kepada kristus kita akan mendapat tantangan yang akan mengoyahkan iman percaya kita tetapi kita harus tetap selalu bercermin kepada firman Tuhan dengan membaca Alkitab.
Kesimpilan:
        Bersikap Kritis dalam Gereja itu perlu karena kita pasti akan mendapat   tantangan, tantangan tersebut adalah tantangan  internal dan tantangan eksternal.
Tantangan internal seperti Marturia,Koinonia,Kesombongan Mengasihi dan Pengajaran Sedangkan tantangan eksternal yaitu Materialisme, gaya hidup cepat dan aliran sesat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar