Kemanusiaan Yesus Kristus sama pentingnya dengan
Ketuhanan-Nya. Sebab
kalau Tuhan Yesus bukan sungguh-sungguh manusia, tentu Ia tidak dapat
menjadi korban bagi dosa manusia. Yang menjadi korban harus benar-benar
seorang manusia, tetapi manusia yang tidak berdosa. "Dalam Yesus Kristus kita melihat kemanusiaan yang sejati dan
kemanusiaan yang sempurna, yaitu
kesempurnaan di luar Ketuhanan-Nya. Tuhan
Yesus
mengenakan sifat manusia sama seperti kita dan Ia bertumbuh secara
jasmani dan bertambah-tambah dalam pengetahuan sama seperti kita, akan
tetapi Ia tidak berdosa. Jadi, kemajuan di dalam Dia tidak dihalangi oleh
dosa yang diwariskan kepada-Nya atau dosa yang diperbuatnya. Oleh sebab
itulah Ia disebut Anak Manusia yang sempurna, yaitu seorang manusia yang
sempurna" (Wiley).
A. Sebutan Manusiawi untuk Tuhan Yesus Kristus
Lukas 19:10, Kisah 7:36; Dalam ayat-ayat itu Yesus Kristus
disebut Anak Manusia. Sebenarnya, kira-kira delapan puluh kali Yesus
Kristus menyebut diri-Nya Anak Manusia. Dan sesudah Tuhan Yesus naik ke
sorga serta dipermuliakan, Stefanus melihat Dia masih menyebut Dia Anak
Manusia. Hal itu terjadi ketika Stefanus mati sahid serta melihat Dia di
sebelah kanan Allah Bapa. Dalam Matius 1:21 Ia dinamai Yesus, yaitu nama
kemanusiaan-Nya. Juga dalam Kisah 2:22 Ia disebut "Yesus
orang Nazaret". Rasul Paulus dalam 1Timotius 2:5 tetap menyebut Yesus
Kristus "manusia" meskipun Ia sudah naik ke sorga.
B. Yesus Kristus mempunyai tubuh dan jiwa manusia
Oleh sebab Allah Anak sudah menjelma, bukan berarti bahwa Ia hanya
mempunyai tubuh manusia. Tuhan Yesus juga mempunyai jiwa manusia,
Yohanes 1:14; Ibrani 2:14 "Firman" kekal (artinya Yesus Kristus)
telah menjadi manusia yang mempunyai jiwa (Psukhe' yang sebenarnya berarti
'jiwa', diterjemahkan dalam ayat itu 'hati'). Kalau ada yang menyangkal
bahwa Yesus Kristus mempunyai tubuh manusia, maka orang itu mempunyai roh
antikristus (Yang melawan Kristus), Lihat 1Yohanes 4:2,3. Ini
merupakan bukti yang nyata, bahwa roh yang bekerja dalam "Christian
Science" (Ilmu Pengetahuan Kristen) yaitu roh Almasehudajal (Antikristus),
sebab mereka itu menyangkal bahwa Yesus Kristus datang dalam tubuh manusia.
Perempuan Samaria mengenal Yesus Kristus sebagai seorang Yahudi, dari
rupa-Nya dan perkataan-Nya. Sering para pelukis menggambar Yesus Kristus
dengan memakai pagar bulan (Cahaya) keliling kepala-Nya, tetapi di dalam
Alkitab tidak ada yang membuktikan hal itu. Lukas 24:39;
Yohanes 20:26,27. Bahkan setelah kebangkitan-Nya Yesus Kristus tetap
mempunyai tubuh yang sama dengan tubuh manusia, Kisah 7:55,56;
Matius 26:64; Wahyu 1:13-17. Dalam kemuliaan-Nya Yesus Kristus
sekarang mempunyai tubuh manusia. Dan Ia akan datang di awan-awan di
langit sebagai "anak manusia". Waktu itu tubuh saleh-saleh-Nya (mempelai
perempuan) akan diubah menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia itu,
Filipi 3:21.
C. Yesus Kristus adalah seorang manusia
Ibu Yesus Kristus seorang manusia, dan nenek moyang-Nya juga manusia.
Ia adalah anak Maria dan keturunan (benih) Daud. Maria adalah benar ibu
Yesus Kristus, seperti Allah adalah benar Bapa-Nya. (Lukas 2:7;
Kisah 2:30; 13:23; Roma 1:3; Galatia 4:4; Ibrani 7:14).
D. Apa yang dialami manusia juga dialami Yesus
Tuhan Yesus juga merasakan hal-hal yang berikut: Yesus Kristus sangat
letih - Yohanes 4:6. Yesus Kristus tidur - Matius 8:24. Yesus
Kristus merasa lapar - Matius 21:18. Yesus Kristus haus -
Yohanes 19:28. Yesus Kristus menangis - Yohanes 11:35. Yesus
Kristus mati - Yohanes 19:30.
Dari ayat-ayat ini nyata bahwa Yesus Kristus mempunyai keadaan tubuh
seperti tubuh manusia. Dari Lukas 2:40-52 nyata bahwa Yesus Kristus
bertubuh dalam pengetahuan dan jasmani-Nya sama seperti manusia biasa.
Tentu Ia dididik di dalam keluarga-Nya dan di dalam Bait Allah dan
mempelajari sendiri Alkitab. Hanya dalam satu perkara Yesus Kristus
sebagai manusia, dengan kehendak-Nya sendiri sengaja membatasi
pengetahuan-Nya. Misalnya, pada waktu Ia ada di dunia ini Ia tidak tahu
kapan Ia akan kembali lagi ke dunia ini.
Perhatikanlah Filipi 2:7. Janganlah kita menafsirkan ayat ini
secara sembarangan. Dari ayat-ayat yang berhubungan dengan ayat ini
dinyatakan bahwa Yesus Kristus menghampakan diri-Nya terutama dalam hal
kemuliaan-Nya, dan bukan dalam hal pengetahuan-Nya. Yesus Kristus tidak
menghampakan diri-Nya dalam sifat-sifat Ketuhanan-Nya, akan tetapi ada
kalanya sifat-sifat Ketuhanan-Nya seolah-olah ditudungi.
Perhatikanlah Yohanes 3:34. Ayat ini menyatakan bahwa walaupun
Yesus Kristus menghampakan diri-Nya dan membatasi diri-Nya dalam
pengetahuan-Nya, tetapi Ia adalah Guru yang diurapi oleh Allah Bapa, dan
ajaran-Nya diilhamkan oleh Bapa sehingga yang dikatakan-Nya itu adalah
"Firman Allah". Lihat juga Yohanes 7:16; 12:48,49; 14:24. Sudah
nyata bahwa seringkali sifat Ketuhanan dan kemahatahuan dinyatakan dalam
Yesus Kristus pada waktu Ia masih mengenakan tubuh manusia yang belum
dipermuliakan, akan tetapi secara manusia Ia adalah sungguh-sungguh
manusia dalam hal pikiran-Nya juga.
Bandingkanlah Ibrani 4:15; 2:18 dan Yakobus 1:13. Sebagai
manusia Yesus Kristus dicobai, tetapi sebagai Allah Ia tidak dapat
dicobai. Yesus Kristus dicobai, tetapi tidak berdosa. Yesus Kristus
dicobai lebih berat daripada manusia biasa, sebab Ia tahan menghadapi
pencobaan yang bagaimanapun juga, dan Ia tidak berdosa. Ingatlah, tabiat
duniawi bukanlah merupakan bagian dari tabiat asli manusia. Pada mulanya
Allah menciptakan sifat manusia itu suci. Tabiat duniawi menjadi bagian
dari sifat manusia sebagai akibat dari dosa. Yesus Kristus tidak memiliki
tabiat duniawi, yaitu duniawi yang bertentangan dengan rohani. Periksalah
Ibrani 2:14 dan Filipi 2:5-8. Tuhan Yesus mengenakan tabiat
manusia (tetapi bukan tabiat duniawi) supaya Ia dapat menebus dosa
manusia. Betapa ajaibnya kasih itu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar